PT AP I Perlu Pertimbangkan Jumlah Pengantar dalam Rencana Pengembangan Kapasitas Bandara
Anggota Komisi VI DPR RI La Tinro La Tunrung saat bertukar cenderamata usai pertemuan Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Komisi VI DPR RI ke Makassar. Foto: Ucha/nr
Anggota Komisi VI DPR RI La Tinro La Tunrung meminta kepada PT Angkasa Pura I (PT AP I) untuk mempertimbangkan jumlah pengantar dalam perencanaan pengembangan kapasitas atau perluasan bandara. Dicontohkannya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar akan terlihat jauh lebih sesak saat adanya keberangkatan jemaah umrah lantaran jumlah pengantarnya yang membludak.
“Kalau saya melihat dari Angkasa Pura I yang khususnya kelihatan di (bandara) Kota Makassar itu masalah jumlah yang datang, Pak. Memang kita akui pelebaran bandara belum selesai. Di luar bandara itu boleh dikatakan sangat sesak. Seperti pasar. Kenapa? Memang sekarang di Makassar untuk umrah seminggu saja itu mungkin sampai tiga kali penerbangan ke Madinah dan pengantarnya bukan main, Pak,” ujar La Tinro dalam pertemuan di Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Komisi VI DPR RI ke Makassar yang diselenggarakan pada Jumat (16/12/2022).
Salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu terkait dengan persiapan BUMN Transportasi dalam menghadapi libur Natal dan tahun baru (Nataru). Hadir dalam pertemuan tersebut, yaitu Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN serta PT Angkasa Pura I, PT Pelni dan PT Damri.
Legislator Dapil Sulawesi Selatan III tersebut juga memberikan gambaran perkiraan kepadatan yang akan terjadi pada saat keberangkatan jemaah umrah. La Tinro memperkirakan, setidaknya setiap pekan akan ada 7000 orang pengantar yang akan berkumpul di Bandara Sultan Hasanuddin.
“Satu orang yang umrah, pengantarnya kadang-kadang (sampai) 30 orang. Jadi, kalau yang umrah itu seminggu kurang lebih hampir 600an sampai 700an orang, maka pengantarnya boleh dikatakan 7000an. Nah ini kan sumpek,” ujar Politisi Fraksi Partai Gerindra itu.
Tak luput dari perhatiannya, La Tinro juga menyinggung masalah protokol kesehatan yang dianggap mulai diabaikan. Menurutnya saat ini penerapan protokol kesehatan di bandara sudah mulai longgar dan perlu diantisipasi, terlebih dengan mulai kembali tingginya lalu-lintas di bandara.
“Di dalam terminalnya juga boleh dikatakan sangat sesak dan yang sangat mengkhawatirkan masalah protokol kesehatan. Masalah masker tidak dipakai lagi dan lain-lain. Bahkan kemarin saya dari Jakarta di pesawat pun, untung pramugari dan pramugaranya baik, menegur orang-orang yang tidak menggunakan masker. Itu masih untung, tetapi boleh dikatakan tidak mempedulikan lagi masalah protokol kesehatan dan ini saya kira perlu antisipasi karena jumlah penumpang yang berangkat (umrah), yang datang itu luar biasa,” tambahnya.
Menanggapi itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi menjelaskan bahwa saat ini kapasitas Bandara berkode UPG tersebut berada pada kisaran 7 juta penumpang per tahun. Hingga November 2022 diperkirakan bandara tersebut sudah melayani 8,7 juta penumpang dan diperkirakan bisa mencapai 10 juta saat akhir tahun nanti. Terkait dengan banyaknya pengantar umrah, ia mengatakan pihaknya sudah memiliki skenario untuk menanggulangi keramaian yang ada.
“Di skenario kita memang antara umrah dan penumpang reguler nanti akan kita pisahkan. Jadi dari mulai parkir kendaraannya karena biasanya rombongan besar dengan menggunakan bus itu tempat parkirnya sendiri. Kemudian proses check-in juga sendiri. Sudah kita lakukan klaster, sudah kita identifikasi. Sehingga nanti antara umrah dan non umroh pelayanan juga menyesuaikan dengan karakteristik dari masing-masing customer,” jelas Dirut AP I dalam rapat.
Sebelumnya, dijelaskan pula bahwa pengembangan kapasitas pada Bandara Sultan Hasanuddin sempat terhambat setidaknya sau tahun terakhir lantaran pandemi Covid-19. Namun, dengan tingginya traffic yang ada saat ini, AP I optimis bisa kembali melakukan pengembangan pada Januari 2023 mendatang dan mendongkrak kapasitas hingga 15,5 juta penumpang per tahun. (uc/rdn)